Minggu, Januari 25, 2009

Kajian Malam Minggu
Ikhwan TQN (suryalaya) Vila Mutiara Gading Bekasi
Bacaan : Tanbihul ghofilin (Al-Faqih abdul laits As-Samarqandy)
Bahsan : Dengki


Al-Faqih menuturkan dari Muhammad bin Al-Fadhl, dari Muhammad bin Ja’far, dari Ibrahim bin Yusuf , dari Abu Mu’awiyah, dari Al-Am’masy dari Yazid Ar-Raqqasyi, dari Al-Hasan, dari Nabi Saw. Beliau bersabda yang artinya:

“Sesungguhnya iri hati dan dengki itu memakan kebaikan sebagaiman api memakan kayu bakar.”

Dari sanad seperti diatas, ibrahim bin Aliyyah meriwayatkan dari Ubbad bin Ishaq, dari Abdurrahman bin Mu’awwiyah, bahwa Nabi Saw bersabda yang artinya:

“Ada tiga hal yang seseorang tidak akan selamat dari ketiganya , yaitu: perasangka,dengki, dan takut sial karena sesuatu. Ditanyakan, ‘Wahai Rasulullah, apakah yang bisa menyelamatkan diri dari ketiga hal itu?, ‘apabila kamu dengki, maka jangan kamu lanjutkan, apabila kamu berperasangka, maka jangan kamu buktikan, dan apabila kamu merasa takut sial karena sesuatu, maka jangan kamu hiraukan.”

Maksudnya, apabila ada rasa dengki di dalam hatimu, maka jangan kamu nyatakan , karena Allah tidak akan menghukum kamu atas apa yang ada didalam hatimu selama belum kamu ucapkan dengan lisan atau belum kamu kerjakan, mengenai perasangka, jika kamu mempunyai perasangka yang tidak baik kepada sesama muslim, maka kamu jangan berusaha menyelidiki selama hal itu tidak kelihatan. Dan mengenai persaan takut sial karena sesuatu, maka perasaan itu apabila kamu hendak bepergian kemudian kamu mendengar suara burung hantu, atau burung gagak, atau kamu merasa ragu-ragu, maka persaan itu jangan kamu hiaraukan.

Selengkapnya >>

Selasa, Januari 20, 2009

Ungkapan Ahli Tasawuf dan Ahli fiqih

Pernahkah kita mendengar peryataan ahli Tasawuf dan Ahli fiqih tentang suatu hal?. Coba kita lihat ungkapan berikut ini!.
Ahli Tasawuf berkata :
“Lebih baik orang yang zina tapi taubat, dari pada orang sembahyang yang melamun tapi merasa bangga”.
Disisi lain seorang ahli fiqih berkata:
“Lebih baik orang yang sembayang melamun daripada orang yang zina”.
Apa yang terdapat dipikiran anda tentang peryataan tersebut?. Memang, tidak ada yang salah dari setiap pendapat, tapi kalau saya boleh berpendapat ungkapan tersebut seolah antara ahli fiqih dan ahli taswuf saling meyatakan bahwa pendapat mereka yang paling benar.
Kalau dilihat dari sudut pandang tasawuf tidak akan berarti apa-apa kita melakukan ibadah shalat kalau qalbu kita lalai dari mengingat Allah (dzikrullah),tapi dari sudut pandang fiqih kalau kita sudah melakukan ibadah sahalat kalau sudah benar syarat dan rukun maka itu juga sudah benar menurut ilmu fiqih, dan memang fiqih adalah ilmu yang menagatur tatanan lahiriah (zhohir) sementara tasawuf ilmu yang mengatur tingkah laku bathin, karena memang antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Karena itu dalam beribadah gerak gerik lahiriah kita harus mengikuti ketentuan syariah (ilmu fiqih) sementara batiniah harus mengikuti ketentuan tasawuf (ihsan) tentang Ihsan.Rasul menjelaskan: Ihsan adalah bahwa
dalam ibadahmu engkau seakan-akan melihat Allah, dan kalaupun engkau tidak melihat Allah engkau merasa sedang dilihat oleh Allah swt, hal ini sesuai dengan sebuah ungkapan : “Barang siapa berfiqih dan tidak bertasawuf maka ia fasik, dan barang siapa bertasawuf tanpa fiqih maka ia zindik, dan barang siapa mempelajari keduanya maka ia sudah mendapatkan hakekatnya agama”.

Selengkapnya >>