Pernahkah kita mendengar peryataan ahli Tasawuf dan Ahli fiqih tentang suatu hal?. Coba kita lihat ungkapan berikut ini!.
Ahli Tasawuf berkata :
“Lebih baik orang yang zina tapi taubat, dari pada orang sembahyang yang melamun tapi merasa bangga”.
Disisi lain seorang ahli fiqih berkata:
“Lebih baik orang yang sembayang melamun daripada orang yang zina”.
Apa yang terdapat dipikiran anda tentang peryataan tersebut?. Memang, tidak ada yang salah dari setiap pendapat, tapi kalau saya boleh berpendapat ungkapan tersebut seolah antara ahli fiqih dan ahli taswuf saling meyatakan bahwa pendapat mereka yang paling benar.
Kalau dilihat dari sudut pandang tasawuf tidak akan berarti apa-apa kita melakukan ibadah shalat kalau qalbu kita lalai dari mengingat Allah (dzikrullah),tapi dari sudut pandang fiqih kalau kita sudah melakukan ibadah sahalat kalau sudah benar syarat dan rukun maka itu juga sudah benar menurut ilmu fiqih, dan memang fiqih adalah ilmu yang menagatur tatanan lahiriah (zhohir) sementara tasawuf ilmu yang mengatur tingkah laku bathin, karena memang antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Karena itu dalam beribadah gerak gerik lahiriah kita harus mengikuti ketentuan syariah (ilmu fiqih) sementara batiniah harus mengikuti ketentuan tasawuf (ihsan) tentang Ihsan.Rasul menjelaskan: Ihsan adalah bahwa
dalam ibadahmu engkau seakan-akan melihat Allah, dan kalaupun engkau tidak melihat Allah engkau merasa sedang dilihat oleh Allah swt, hal ini sesuai dengan sebuah ungkapan : “Barang siapa berfiqih dan tidak bertasawuf maka ia fasik, dan barang siapa bertasawuf tanpa fiqih maka ia zindik, dan barang siapa mempelajari keduanya maka ia sudah mendapatkan hakekatnya agama”.
Lancar Cuap-cuap di Muka Umum dalam Dua Hari
3 tahun yang lalu
6 komentar:
thanks banget ya infonya atas satunya fiqh dan tasawuf
secara sederhana kita harus memandang dua sisi baik secara fiqih ataupun tasawuf
Assalamu'alaikum
maaf, numpang koment...
Tasawuf :
Orang yang zina tapi taubat = ampunan (insaAllah)
sholat melamun dan bangga = dosa (insaAllah)
fikih :
orang yang zina (tidak taubat) = dosa (insaAllah)
sholat melamun (tapi tidak bangga) = pahala kecil (insaAllah)
menurut pemahaman saya, titik tekan nya adalah pada taubat dan bangga. karena dosa sebesar apapun akan terampuni jika taubat nasuha, sebaliknya amal sebaik apapun akan sia-sia bahkan menjadi dosa, jika ada penyakit hati didalamnya. Amalan yang belum sempurna karena keterbatasan pemahaman ilmu dan kemampuan -tanpa penyakit hati didalamnya- tetap mendapatkan pahala, meski pahala yang tak sempurna.
Kesimpulan menurut saya, ungkapan ahli tasawuf dan ahli fikih diatas tidak ada yang bertentangan. Meski menggunakan kalimat serupa dan seolah bertentangan, tapi menggunakan penekanan yang berbeda. IMHO
thanks, wassalam
“Barang siapa berfiqih dan tidak bertasawuf maka ia fasik, dan barang siapa bertaswuf tanpa fiqih maka ia zindik, dan barang siapa mempelajri keduanya maka ia sudah mendapatkan hakekatnya agama”.
Afwan ini bukan hadist dan kalimatnya ada yang beda, silahkan dikoreksi :)
Terima kasih atas koreksinya.
Permisi,, mau ngoreksi yg mengkoreksi, he..
Mungkin yg ngoreksi terlalu kritis sampe2 kurang teliti,, Kalau sy liat di atas sudah benar dan tidak keliru.
Yang hadits (sabda Rasulullah) itu maksudnya sabda beliau tentang"ihsan"
Sdgkn kalimat "barangsiapa berfiqih.. "dst itu kan sudah dibilang kalau itu adalah sebuah ungkapan (qaul ulama)
Posting Komentar